Mengapa produk yang dijual sepi pembeli, padahal sudah iklan sana-sini? Mungkin ada masalah dengan cara pengiklanannya. Coba pakai contoh iklan informatif berikut yang bisa bikin jualan makin laris.
Iklan sebenarya bukan hal yang baru lagi. Di sekitar kita banyak sekali tersebar iklan. Mau di pasar, WC umum, sampai di tiang listrik, pun ada iklan. Coba angkat kepala kamu dan lihat ke sekeliling. Apakah ada iklan di sekitarmu?
3 Contoh Iklan Informatif yang Bikin Jualan Makin Laris
Iklan memang banyak. Namun, iklan informatif cukup jarang. Sebenarnya, apa dan bagaimana sih bentuk iklan informatif itu. Apa yang membedakannya dengan iklan-iklan pada umumnya?
Jadi, iklan informatif terdiri dari dua kata. Iklan dan informatif. Definisi dua kata ini saling berbeda satu sama lain.
Apa yang dimaksud dengan iklan? Mengutip dari KBBI, iklan adalah berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan.
Adapun informatif adalah suatu hal yang sifatnya memberikan sebuah informasi terkait apa yang diperlihatkan secara mendetail.
Jadi, iklan informatif adalah iklan yang tidak hanya berbicara soal bagaimana cara kita menjelaskan produk kita dalam iklan. Namun, ada elemen-elemen penting yang harus diterapkan kalau mau iklan kita menjadi lebih informatif.
Elemen apa itu? Ya, benar sekali. Elemen itu adalah dari sisi informasi. Untuk membedakan iklan kita dengan iklan yang kebanyakan, kita harus lebih bermain dengan informasi. Kalau iklan orang lain, informasinya hanya seputar produk, kita harus melakukan lebih lagi.
Misal untuk produk sabun wajah. Iklan orang lain, hanya memberikan informasi seputar produk sabun wajah mereka. Namun, kamu bisa memasukkan informasi tambahan dalam iklan. Bisa seputar bagaimana jerawat bisa berada di wajah, bagaimana wajah bisa berminyak, dan lain sebagainya.
Sebenarnya penulisan iklan seperti ini ada nama kerennya. Orang bilang copywriting. Cuman karena kita orang Indonesia dan alasan penyebutan juga agarlebih gampang. Jadi, kita sebutnya iklan informatif saja, ya.
Nah, berikut ini akan dibahas lebih dalam lagi terkait penulisan contoh kalimat iklan informatif biar jualan kamu lebih cepat larisnya.
1). Awali dengan Informasi yang Dibutuhkan Pembaca
Ini yang membedakan iklan informatif dengan iklan pada umumnya. Kalau iklan biasanya langsung srobot tanpa memberikan informasi yang dibutuhkan. Kalau informatif beda.
Seperti pada contoh sebelumnya. Misal untuk produk sabun wajah. Kamu bisa mengawali iklan degan memasukkan informasi tambahan. Bisa seputar bagaimana jerawat bisa berada di wajah, bagaimana wajah bisa berminyak, dan lain sebagainya.
Ketimbang langsung memasukkan informasi seputar kelebihan produk. Itu dirasa kurang efektif dan tidak menarik untuk disimak oleh khalayak.
Kalau kamu masih menulis iklan misalnya seperti ini: Wajah kamu berminyak? Coba pakai sabun xxx ini. Sabun ini bisa menghilangkan minyak di muka kamu.
Coba ganti contoh kalimat iklan yang lebih memberi informasi seperti ini: Cuaca panas seperti saat ini, memang membuat wajah mudah berminyak. Selain karena cuana panas, kebiasaan mengonsumsi gula terlalu banyak, bikin wajah cepat berminyak juga, loh! Kamu yang wajahnya sudah terlanjur berminya, tetap tenang. Karena sekarang ada sabun cuci muka dari xxx yang siap mengagkat minyak di wajah kamu.
Nah, bagaimana? Kamu lebih tertarik membaca iklan yang mana? Contoh iklan pertama atau yang kedua?
2). Pakai Teknik Storytelling (Bercerita)
Contoh iklan yang kedua kalau mau iklan kamu lebih memuat banyak informasi, coba pakai teknik storytelling. Teknik ini seolah-oleh kamu sedang bercerita dalam iklan yang kamu buat.
Misal untuk produk jas hujan. Ketimbang menuliskan iklannya seperti ini: Cari jas hujan? Coba pakai jas hujan dari xxx bahannya nyaman dipakai, tidak mudah rusak, dan murah.
Untuk teknik storytelling, kamu bisa menuliskan contoh iklan seperti ini: Rabu kemarin kan hujan, ya? Nah, waktu itu saya baru balik dari kerjaan. Pakainya motor. Untung ada jas hujan yang saya bawa. Eh, tapi jas hujannya jelek banget. Saya pakai dua menitan aja, sudah sobek-sobek. Namun, setelah saya pakai jas hujan dari xxx yang bahannya nyaman dipakai, awet, dan harganya terjangkau. Kalau hujan tidak perlu lagi was-was.
Bagaimana? Seperti sedang bercerita, tetapi unsur iklannya tetap masuk, ‘kan? Kalau ada dua iklan seperti di atas, kamu lebih tertarik membaca yang mana. Iklan satu atau dua?
3). Contoh Iklan Informatif yang Terakhir, Pakai Teknik Curhat (Curahan Hati)
Yups, teknik terakhir, ada yang namanya teknik curhat. Teknik ini sebenarnya tidak jauh beda dengan teknik storytelling. Bedanya hanya dipenggunaan bahasa saja. Kalau teknik curhat, bahasanya lebih dalam.
Misal untuk produk minuman vitamin C untuk anak. Ketimbang menulis artikel seperti ini: Yuk, penuhi kebutuhan vitamin C harian anak dengan produk dari xxx.
Kamu bisa menuliskan iklan seperti ini: Kemarin anak saya habis minum minuman vitamin C. Tapi, malah batuk-batuk karena minumannya terlalu manis dan seret di tenggorokan. Saya jadi pusing tujuh keliling. Untung ada temen saya yang merekomendasikan minuman vitamin C dari produk xxx. Anak saya tidak batuk-batuk minum itu. Aman dan kebutuhan harian vitamin C anak saya pun terpenuhi.
Bagaimana? Lebih menarik contoh kedua ‘kan? Bahasanya lebih dalam karena sudah melibatkan isi hati yakni pada bagian saya jadi pusing tujuh keliling.
Terlepas dari 3 contoh iklan informatif di atas, penggunaan kata dan kalimat, sangat penting juga. Gunakanlah kata dan kalimat yang baik dan mudah dimengerti oeh khalayak. Kurang kata yang terlalu ilmiah yang sulit dimengerti. Kalau bisa, iklan yang kamu buat, bahkan untuk anak-anak, kata-katanya pun mudah untuk dimengerti.